Kabupaten Ponorogo adalah sebuah kabupaten di provinsi Jawa Timur,
Indonesia. Kabupaten ini terletak di koordinat 111° 17’ - 111° 52’ BT
dan 7° 49’ - 8° 20’ LS dengan ketinggian antara 92 sampai dengan 2.563
meter di atas permukaan laut. Hari jadi Kabupaten Ponorogo diperingati setiap tanggal 11 Agustus, karena pada tanggal 11 Agustus 1496, Bathara Katong diwisuda/dinobatkan sebagai adipati pertama Kadipaten Ponorogo. Pada tahun 1837, Kadipaten Ponorogo pindah dari Kota Lama ke Kota Tengah menjadi Kabupaten Ponorogo. Semenjak tahun 1944 hingga sekarang Kabupaten Ponorogo sudah berganti kepemimpinan sebanyak 16 kali.
Kabupaten Ponorogo dikenal dengan julukan Kota Reog atau Bumi Reog karena daerah ini merupakan daerah asal dari kesenian Reog. Ponorogo juga dikenal sebagai Kota Santri karena memiliki banyak pondok pesantren, salah satu yang terkenal adalah Pondok Modern Darussalam Gontor yang terletak di desa Gontor, kecamatan Mlarak.
Setiap tahun pada bulan Suro (Muharram), Kabupaten Ponorogo mengadakan suatu rangkaian acara berupa pesta rakyat yaitu Grebeg Suro. Pada pesta rakyat ini ditampilkan berbagai macam seni dan tradisi, di antaranya Festival Reog Nasional, Pawai Lintas Sejarah dan Kirab Pusaka, dan Larungan Risalah Doa di Telaga Ngebel.
Setiap tahun pada bulan Suro (Muharram), Kabupaten Ponorogo mengadakan suatu rangkaian acara berupa pesta rakyat yaitu Grebeg Suro. Pada pesta rakyat ini ditampilkan berbagai macam seni dan tradisi, di antaranya Festival Reog Nasional, Pawai Lintas Sejarah dan Kirab Pusaka, dan Larungan Risalah Doa di Telaga Ngebel.
Reog adalah salah satu kesenian budaya yang berasal dari Jawa Timur bagian barat-laut dan Ponorogo dianggap sebagai kota asal Reog yang sebenarnya. Gerbang kota Ponorogo dihiasi oleh sosok warok dan gemblak, dua sosok yang ikut tampil pada saat reog dipertunjukkan.
Sate Ponorogo adalah jenis sate yang berasal dari kota Ponorogo, Jawa Timur. Daging ayamnya sendiri sangat empuk dan bumbunya meresap. Sate Ponorogo berbeda daripada Sate Madura
yang populer. Perbedaannya adalah pada cara memotong dagingnya.
Dagingnya tidak dipotong menyerupai dadu seperti sate ayam pada umumnya,
melainkan disayat tipis panjang menyerupai fillet, sehingga selain
lebih empuk, gajih atau lemak pada dagingnya pun bisa disisihkan. Sate
daging ayam dapat disajikan bersama dengan sate usus, kulit, dan telur
ayam muda. Perbedaan berikutnya adalah sate Ponorogo melalui proses
perendaman bumbu (di"bacem") agar bumbu meresap ke dalam daging. Sate
daging, usus, dan kulit dibumbui dengan bumbu kecap dan minyak sayur.
Setelah bumbunya merata, sate dipanggang di atas pemanggang sate
selama kurang lebih 3-5 menit. Alat pemanggang sate Ponorogo terbuat
dari tungku (panggangan) yang terbuat dari tanah liat. Panggangan ini
memiliki lubang di satu sisi untuk mengipas bara arang didalamnya.
Setelah berwarna kecoklatan, semua sate diletakkan di atas piring untuk
dibumbui lagi dengan Bumbu Spesial. Setelah matang, sate dilumuri dengan
bumbu kacang yang ditumbuk halus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar